Pgs. Dandim 0427/Way Kanan Sambut Kedatangan Tim Pusterad, Tinjau Lahan Ketahanan Pangan di Kampung Panca Negeri

Way Kanan – Dalam rangka Mendukung upaya Penguatan sistem ketahanan pangan Nasional, Pgs. Komandan Kodim 0427/Way Kanan, Letkol Inf M. Sofrianes Salam, S.Ag., M.Han., Menyambut kunjungan Tim dari Pusterad (Pusat Teritorial Angkatan Darat) di Makodim 0427/Way Kanan, 15/05/2025.

Kunjungan kerja ini dipimpin langsung oleh Ketua Tim Pusterad, Brigjen TNI Heri Dwi Subagyo, yang juga menjabat sebagai Direktur Pusat Informasi Teritorial Angkatan Darat (Dirpusinterad), didampingi oleh Letkol Inf Markuwat, S.E., M.B.A.

Selama kunjungan, Tim Pusterad meninjau secara langsung lahan ketahanan pangan Kodim 0427/Way Kanan yang berada di Kampung Panca Negeri, Kecamatan Umpu Semenguk, Kabupaten Way Kanan. Lokasi tersebut Merupakan bagian dari Wilayah binaan Kodim 0427/Way Kanan dalam Mendukung program ketahanan pangan melalui pemanfaatan lahan produktif.

Dalam sambutannya, Letkol Inf M. Sofrianes Salam Menyampaikan apresiasi Atas perhatian dan dukungan dari Pusterad Terhadap program Ketahanan pangan di Wilayahnya. “Kami Menyampaikan terima Kasih yang Sebesar-besarnya kepada Brigjen TNI Heri Dwi Subagyo atas Kunjungannya ke Kodim Kami, yang letaknya cukup jauh dari pusat. Kunjungan ini menjadi motivasi besar bagi kami untuk terus berkontribusi dalam Mendukung program Pemerintah,” ujar Sofrianes.

Lebih lanjut, beliau Menegaskan bahwa Kodim 0427/Way Kanan siap melaksanakan setiap Kebijakan dan arahan Komando atas dalam Mewujudkan ketahanan Pangan yang mandiri dan Berkelanjutan.

Sementara itu, Brigjen TNI Heri Dwi Subagyo Menyampaikan bahwa Kegiatan ini merupakan Bagian dari pengawasan dan evaluasi terhadap Pelaksanaan program Ketahanan pangan yang Menjadi prioritas nasional. Ia juga mengapresiasi Semangat dan kerja keras jajaran Kodim 0427/Way Kanan dalam mengelola lahan pertanian sebagai Bagian dari kontribusi nyata TNI bagi masyarakat.

Katim juga meninjau langsung lahan jagung seluas 5 ha, kolam ikan yang berisi Lebih Kurang 5000 ekor serta melihat juga peternakan Sapi yg Berada di kampung panca negeri.

Kegiatan peninjauan ini diakhiri dengan dialog Singkat bersama para petani binaan serta peninjauan langsung kondisi tanaman dan Sarana pendukung lainnya.

Kunjungan Tim Pusterad ini diharapkan dapat memberikan motivasi tambahan bagi satuan Kewilayahan untuk terus Mengembangkan potensi Wilayah, khususnya dalam Mendukung program Ketahanan pangan Nasional. (Agus)

Restorative Justice: Rekonsiliasi untuk Selamatkan ABH dari Putus Sekolah

WAY KANAN – Kapolres Way Kanan AKBP Adanan Mangopang, bersama Kasat Reskrim AKP Sigit Barazili, Kapolsek Way Tuba Iptu Boby, Tokoh Masyarakat Way Kanan sekaligus Wakil Ketua I DPRD Way Kanan Adinata, menggelar konferensi pers mengenai hasil gelar perkara khusus Satreskrim Polres Way Kanan pada Selasa (4/2/25) di Aula Adhi Pradana Mako Polres Way Kanan.

Acara ini dihadiri oleh Kasubbag UPT PPA Pemkab Way Kanan Lenawati, Staf UPT PPA Nining Suryani Putri, pekerja sosial ahli muda dari Dinas Sosial Pemkab Way Kanan Utama Dewi, Pembimbing Kemasyarakatan Ahli Pertama BAPAS Kelas II B Kota Bumi Lampung Utara Wendy Heri Haslin, dan beberapa pihak terkait lainnya. Hadir pula Kepala Kampung Way Tuba Asri, Kepala Kampung Gedung Harapan, Kepala Kampung Giri Harjo, serta perwakilan masyarakat dan media.

Konferensi pers ini dilakukan terkait dengan kasus dua ABH (anak yang berhadapan hukum) berinisial AS (14) dan DR (14) yang diduga terlibat dalam pencurian sepeda motor pada 28 Januari 2025 di Kampung Way Tuba Asri, Kecamatan Way Tuba, Kabupaten Way Kanan.

Melalui musyawarah kekeluargaan, pihak korban (an. DS) dan kedua ABH sepakat untuk menerapkan pendekatan restorative justice.

Kapolres Way Kanan, AKBP Adanan Mangopang, dalam sambutannya menjelaskan bahwa gelar perkara ini dilakukan sebagai tindak lanjut dari aksi masyarakat di Polsek Way Tuba yang menuntut kejelasan mengenai status hukum ABH tersebut. Masyarakat meminta Polres Way Kanan untuk mencabut surat perdamaian dan membawa kasus ini ke pengadilan.

Setelah menerima pengaduan masyarakat, Polres Way Kanan bersama pihak terkait menggelar gelar perkara yang melibatkan penyidik, UPT PPA Pemkab Way Kanan, Dinas Sosial, BAPAS, serta perwakilan masyarakat dan kepala kampung. Proses ini bertujuan untuk mendapatkan titik terang mengenai akar masalah dan memastikan bahwa proses restorative justice dapat berjalan dengan baik.

Kapolres menekankan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari upaya Polres Way Kanan untuk mencari solusi hukum yang adil dan mengayomi semua pihak. Ia juga mengapresiasi dukungan semua pihak yang terlibat.

Pembimbing Kemasyarakatan Ahli Pertama BAPAS Kota Bumi, Wendy Heri Haslin, menyampaikan bahwa proses gelar perkara telah sesuai dengan Peraturan Kapolri Nomor 8 Tahun 2021 tentang Penanganan Tindak Pidana Berdasarkan Keadilan Restoratif. Ia menambahkan bahwa dalam kasus anak, proses hukumnya berbeda dengan orang dewasa dan berharap masyarakat lebih memahami konsep restorative justice, terlebih dengan adanya UU Nomor 1 Tahun 2023 tentang KUHP yang lebih menekankan pada pendekatan ini.

Perwakilan UPT PPA Pemkab Way Kanan mengungkapkan dukungan penuh terhadap keputusan yang diambil dalam gelar perkara ini, yang disepakati secara transparan dan jelas oleh semua pihak.

Dewi, perwakilan Peksos Dinas Sosial Kabupaten Way Kanan, juga mendukung sepenuhnya keputusan hasil gelar perkara, yang diharapkan dapat membawa kebaikan bagi kedua belah pihak dan mengingatkan agar masyarakat mendukung proses tersebut.

Ayah korban, DS, menyampaikan bahwa memaafkan adalah hal mulia, dan mereka sepakat untuk menerapkan restorative justice atas peristiwa ini. Sedangkan ayah dari ABH mengucapkan permohonan maaf kepada pihak korban dan menyampaikan terima kasih atas kebaikan hati korban yang menyelesaikan masalah ini secara kekeluargaan.

M. Yusuf, perwakilan masyarakat yang juga berperan sebagai moderator dalam aksi unras di Polsek Way Tuba, menyatakan bahwa permasalahan ini telah mengalami miskomunikasi dan setelah gelar perkara, ia menyadari bahwa apa yang dilakukan penyidik telah memenuhi prosedur hukum yang ada. Ia menyatakan tidak ada lagi yang perlu dilanjutkan dalam kasus ini, karena korban dan pelaku sudah saling memaafkan.

Hasil kesepakatan bersama menunjukkan bahwa kedua ABH dan pihak-pihak terkait sepakat untuk menghentikan kasus ini, demi kepentingan terbaik anak dan menghindari dampak negatif lebih lanjut. Semua pihak menerima keputusan ini secara sukarela tanpa ada tekanan atau paksaan, dan berharap proses hukum dihentikan untuk kebaikan anak tersebut.

(Agus Busri)